Thursday, January 18, 2007

Luka hati cendana



Kupacu laju mobilku dengan kecepatan tinggi, menerobos gelapnya malam diantara deretan pohon cemara yang berderet rapi disepanjang jalan menuju villa itu.



Oh..Tuhan apakah benar yang kulihat&kudengar tadi? Kembali terngiang apa yang telah di ucapkan Abi "Dana..yang terbaik untuk kamu itu belum tentu yang terbaik untuk aku. Sekarang jalani saja hidup kamu, nga perlu kamu campuri urusannku ok! Kalau sekarang aku lebih memilih Zara. itu karena aku merasa kamu tidak pernah bisa menjadi seperti yang aku inginkan. Sadarlah bahwa kamu tidak pernah bisa "Kutelan ludah yang terasa membasahi tenggorokanku yang kering. Kenapa harus dia bi? Kenapa harus dia? Samar kulihat jalanan yang mulai terlihat buram karena linangan airmataku.

Perlahan kubuka Mataku,kulihat jam menunjukan pukul 8 pagi kalo di hitung aku cuma tidur 4 jam wajar saja kalau aku merasa masih mengantuk tapi aku sudah tidak bisa tidur kembali karena kulihat cahaya matahari pagi sudah mulai menerobos celah jendela.Kutatap wajahku yang tampak basah di cermin , meskipun aku sudah membasuh wajahku berulang kali masih tampak guratan keletihan dan kuyuh. Kuingat perjalanan semalam Jakarta-Cimacan aku tempuh kurang dari 2 jam. Aku tersenyum getir Cendana..Cendana.... apakah kamu sudah sinting? Kutatap sekali lagi wajahku di cermin besar itu dan kulihat ada bulir airmata mulai menetes dari sudut mataku dan dengan kasar kuusap dengan punggung tanganku. "Kamu harus kuat cendana...Kamu harus kuat" mulutku komat-kamit mengucapkan kalimat tersebut.

Bergegas aku menuju ruang makan,kulihat Yu' Sri dan Mang Ucep sedang asyik mengupas mangga.Eh..sudah bangun mba dana? sapa mang ucep mengawali percakapan di susul Yu' sri menawarkan sarapan. "Kopi saja Yu" aku menjawab sambil membaca koran pagi, dalam hitungan detik koran itu sudah terlepas dari tanganku. rasanya sudah tidak ada minat untuk mengikuti perkembangan dunia setelah peristiwa semalam. Kuhirup kopi dan singkong goreng tabur keju buatan Yu'sri rasanya nikmat sekali, seperti biasa Sebagai seorang "coffee lover" aku merasa secangkir kopi bisa membuat aku mendapat tambahan semangat.

Ya mulai hari ini segala sesuatunya akan berbeda segala sesuatunya akan menjadi extra ordinary...

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

@ story From my other blog


No comments: