Opportunism, why not?
Empat hari lalu ketika kunjungan kerja bulanan ke toko tepatnya Pondok Indah mall 2 aku berkesempatan untuk janjian dengan dua orang teman SMP "NC" dan "P" [= mohon maaf nama di samarkan demi stabilitas keamanan pertemanan kami hee..hee..heee.. ] di sebuah restoran jepang yang harga perporsi makanan nya lumayan menguras isi kantong.harusnya jatah untuk makan siang 5 hari akan habis dalam beberapa jam hiksss...tapi tak apalah namanya juga ketemu teman lama toh tidak setiap hari ada acara reuni kecil seperti ini, Dasar tiga orang perempuan berkumpul dalam satu meja nga pernah jauh dari gossip dari cerita jaman kegelapan sampai aktifitas sekarang.. Saat ini “p” bekerja di sebuah event organizer di bilangan Jakarta pusat dan “nc” bekerja sebagai marketing pemasaran kartu kredit.. Kalau di lihat dari segi pekerjaan harusnya yang terlihat glamour dan tajir itu “p” secara dia bekerja di sebuah EO. tapi dugaan kamu salah karena diantara kami “nc” lhaa yang paling glomour serta tajir dan mungkin hari itu adalah hari keberuntungan buat aku dan P karena semua tagihan makan “nc” yang bayar plus aku dan “p” juga kebagian rezeki di bayarin beli t-shirt di metro [ada 10 orang temenku yang seperti ini bisa kipas-kipas nih makan dan belanja gratis heee…heee…heee…]
Kembali ke topic opportunism, yang di bahas disini bukan aku dan “p” yang aji mumpung atau ambil kesempatan dari “nc” lhoo [tapi ada hubungannya juga sih hee..hee…heee] tapi ini tentang opportuniesm nya “nc” sama pacarnya yang lumayan tajir gila. Secara terus terang “nc” mengaku sama aku dan "p" kalo selama ini dia menumpang hidup dengan pacarnya dari bayar kamar kost yang harganya diatas 1 juta per bulan,belanja bulanan,salon dan skin care sampe budged khusus untuk shopping dan hang out dan lucunya "nc" tidak ada perasaan cinta apalagi sayang sama pacarnya semua itu hanya azas pemanfaatan kalo pake istilah nyeleh nya "nc" hanya pasang badan aja
Empat hari lalu ketika kunjungan kerja bulanan ke toko tepatnya Pondok Indah mall 2 aku berkesempatan untuk janjian dengan dua orang teman SMP "NC" dan "P" [= mohon maaf nama di samarkan demi stabilitas keamanan pertemanan kami hee..hee..heee.. ] di sebuah restoran jepang yang harga perporsi makanan nya lumayan menguras isi kantong.harusnya jatah untuk makan siang 5 hari akan habis dalam beberapa jam hiksss...tapi tak apalah namanya juga ketemu teman lama toh tidak setiap hari ada acara reuni kecil seperti ini, Dasar tiga orang perempuan berkumpul dalam satu meja nga pernah jauh dari gossip dari cerita jaman kegelapan sampai aktifitas sekarang.. Saat ini “p” bekerja di sebuah event organizer di bilangan Jakarta pusat dan “nc” bekerja sebagai marketing pemasaran kartu kredit.. Kalau di lihat dari segi pekerjaan harusnya yang terlihat glamour dan tajir itu “p” secara dia bekerja di sebuah EO. tapi dugaan kamu salah karena diantara kami “nc” lhaa yang paling glomour serta tajir dan mungkin hari itu adalah hari keberuntungan buat aku dan P karena semua tagihan makan “nc” yang bayar plus aku dan “p” juga kebagian rezeki di bayarin beli t-shirt di metro [ada 10 orang temenku yang seperti ini bisa kipas-kipas nih makan dan belanja gratis heee…heee…heee…]
Kembali ke topic opportunism, yang di bahas disini bukan aku dan “p” yang aji mumpung atau ambil kesempatan dari “nc” lhoo [tapi ada hubungannya juga sih hee..hee…heee] tapi ini tentang opportuniesm nya “nc” sama pacarnya yang lumayan tajir gila. Secara terus terang “nc” mengaku sama aku dan "p" kalo selama ini dia menumpang hidup dengan pacarnya dari bayar kamar kost yang harganya diatas 1 juta per bulan,belanja bulanan,salon dan skin care sampe budged khusus untuk shopping dan hang out dan lucunya "nc" tidak ada perasaan cinta apalagi sayang sama pacarnya semua itu hanya azas pemanfaatan kalo pake istilah nyeleh nya "nc" hanya pasang badan aja
Yang bikin aku sama “p” itu wondering adalah kenapa sampai sekarang “nc” tidak punya perasaan cinta sama pacarnya sebut aja mas “A” padahal dia termasuk laki-laki yang tajir,sukses dalam bisnis,nice,tulus dan sopan banget,bukan buaya darat meskipun tampangnya lumayan ok . ketika berkeliling pim 2 aku berpapasan dengan sepupuku yang mengantarkan temannya berbelanja dan dari cerita sepupuku ternyata temannya, sebut saja namanya "C" itu kelakuannya sama "nc" dalam hal azas manfaat tapi lebih parah sih karena "c" punya banyak pacar cadangan selain pacar resminya.
Ampun dech...aku jadi berfikir berapa banyak perempuan di jakarta yang berperinsip seperti "nc" atau "c" ya? atau berapa banyak lelaki seperti mas "A" atau pacarnya "c" ya?
bukan bermaksud untuk menhujat tapi apakah demi tuntutan hidup harus memanfaat kan orang lain ya?
Tapi sudahlah apapun cerita dibalik kasus-kasus seperti "nc" dan "c" kalo masih banyak laki-laki seperti pacar mereka, sah-sah aja khan menjadi opportunism? selama yang di manfaat in tidak keberatan [nga tahu sih mereka sadar atau tidak di manfaat in hee..hee..hee..]
bukankah setiap orang hidup butuh materi demi kelangsungan hidupya jadi bagaimanapun CARA pemenuhan materi tersebut biarlah hati nurani yang bicara...
No comments:
Post a Comment