Dear sahabatku mia,
Apa kabar mia? maaf setelah lama aku baru sempat membalas email mu. dalam email mu yang lalu kamu menanyakan hubungan asmara dan kapan aku menikah,terus terang aku tidak mau membahas hal itu meskipun kita bersahabat. entah kenapa aku merasa saat ini aku butuh privasi dan aku berharap kamu tidak tersinggung dengan sikapku ini seperti aku yang berusaha menerima dan tidak pernah memaksakan kamu untuk menceritakan semua sisi kehidupanmu.
Mia,mungkin aku bukan sahabat yang baik tapi kamu ingat aku tidak pernah melarang atau memarahi kamu ketika kamu asyik dengan dunia hedon mu dulu?aku tidak pernah mempermasalahkan berapa banyak cairan maksiat yang kamu masukan kedalam tubuhmu atau berapa sering laki-laki yang keluar masuk dalam kehidupanmu, aku hanya mengingatkan kamu untuk lebih bertanggungjawab terhadap diri sendiri.
Apa kabar mia? maaf setelah lama aku baru sempat membalas email mu. dalam email mu yang lalu kamu menanyakan hubungan asmara dan kapan aku menikah,terus terang aku tidak mau membahas hal itu meskipun kita bersahabat. entah kenapa aku merasa saat ini aku butuh privasi dan aku berharap kamu tidak tersinggung dengan sikapku ini seperti aku yang berusaha menerima dan tidak pernah memaksakan kamu untuk menceritakan semua sisi kehidupanmu.
Mia,mungkin aku bukan sahabat yang baik tapi kamu ingat aku tidak pernah melarang atau memarahi kamu ketika kamu asyik dengan dunia hedon mu dulu?aku tidak pernah mempermasalahkan berapa banyak cairan maksiat yang kamu masukan kedalam tubuhmu atau berapa sering laki-laki yang keluar masuk dalam kehidupanmu, aku hanya mengingatkan kamu untuk lebih bertanggungjawab terhadap diri sendiri.
Lalu aku ingat disuatu pagi tiba-tiba kamu datang ke rumahku dan berkata bahwa kamu memutuskan untuk berhijab, aku merasa sangat bersyukur karena ternyata sahabatku telah mencapai satu fase kebaikan dalam hidupnya. Dan lagi-lagi aku hanya tersenyum ketika kamu memaksa ku untuk ikut berhijab juga, jujur mia aku belum siap meskipun banyak orang bilang memutuskan berhijab tidak membutuhkan kesiapan yang diperlukan hanya niat dan perasaan ikhlas tapi aku berperinsip segala perubahan yang terjadi dalam diri aku harus didasari keinginanku sendiri bukan karena bujukan atau paksaan dari orang lain. jika tiba waktu nya aku berhijab aku akan berhijab

Lagi-lagi tentang kamu mia, kamu tidak mungkin lupa khan hari ketika kamu mengenalkan calon suamimu kepadaku? aku ingat saat itu tanggal 11 mei kamu mengenakan baju warna hijau muda dengan aksen kembang yang semakin membuat wajah putihmu semakin bersinar. kamu bilang akan menikah dengan laki-laki yang kamu kenalkan bernama raiz itu, kamu bilang kalian sudah berkenalan selama 4 bulan.Fantastis,lagi-lagi aku berperan sebagai sahabatmu yang tidak tahu apa-apa padahal selama 4 bulan kamu melakukan pendekatan dengan laki-laki itu. kamu minta maaf kepadaku karena tidak berterus terang tentang hubunganmu dengan raiz, tapi aku bilang it's ok karena aku tahu meskipun kita bersahabat tapi kita juga butuh privasi jadi aku tidak menyalahkan kamu,aku malah asyik berusaha melibatkan setiap detail persiapan pernikahanmu. Akhirnya kamu melangkah selangkah didepan ku.
Mia sayang, aku termenung mengingat setengah tahun yang lalu kamu menelfon ku dan mengajak bertemu di kafe tempat biasa kita berkumpul dan curhat, aku sudah menghabiskan setengah gelas iced chocolate dan sepotong croissant ayam ketika kamu datang dengan mata sembab mu. saat itu usia kandunganmu sudah 5 bulan, kamu terlihat lebih cantik dengan perut buncit mu itu

Sahabatku mia, kamu tahu berapa banyak rahasia yang tersimpan diantara kita? entahlah rasanya sudah tak terhitung tapi untuk kali ini aku mohon kamu hargai privasiku. aku berharap kamu mau memahami jalan hidup yang aku pilih yang mungkin kamu anggap jauh dari standar hidup normal kamu. saat ini aku merasa bahagia dengan kehidupan yang aku bangun,aku bahagia dengan laki-laki yang aku pilih tak perduli orang menganggap kami pasangan yang aneh atau orang menganggap laki-laki ku tidak cukup baik untuk aku, karena yang tahu tentang dia adalah aku,yang tahu tentang aku adalah dia, yang mengerti akan hubungan ini adalah kami. jadi selama apapun kami menjalin hubungan pra nikah itu adalah hak kami. mia..aku tahu ketakutan dan pengalamanmu dengan banyak laki-laki di masa lalu mu juga dengan raiz.Aku tahu sebagai sahabat kamu ingin yang terbaik dalam hidup aku tapi bukankah yang terbaik menurut kamu belum tentu yang terbaik untuk aku. maafkan aku dengan argumen-argumen ku, mengerti atau tidak mengertinya kamu dengan alur percintaanku kamu tetap sahabat terbaikku.
ps:
kemaren siang aku ketemu dan makan siang dengan
pipit dia juga titip salam untuk kamu.katanya kapan reuni?
hendra juga titip undangan pernikahannya,
besok aku antar ke rumahmu ok..
with love,
aku
4 comments:
wa. suratnya 'dalem'.
wah mbak, itu cerita nyata? mengiris sekali....saya paham deh perasaan mia, yang tertatih2 pada awal pernikahan...semoga bisa bertahan...salam buat dia...:)
srat penuh cinta. btw, mbak tulisannya posting kekecilan, mata saya harus melotot untuk membacanya..
nuuii@ndutyke
ha..ha..ha.. jeru.. ;D
nuuii@angin-berbisik
Ya nyata.. tapi namanya di samarkan ;D nanti aku sampaikan salamnya ;D
nuuii@senja
Nga cuma sama kekasih aja yang pake cinta nja ;D kekecilan ya?
Post a Comment