"So, kenapa sekarang gw harus menghormati dia sebagai orang tua dan megizinkan dia mengobrak-abrik hidup gw. kalo kenyataannya selama ini dia tidak pernah menganggap gw sebagian bagian dari hidupnya le?"
"Mungkin karena sebenarnya dia peduli dan sayang sama elo" celetukku sambil menyeruput iced capuccino di hadapanku.
"Sayang? T** K***** !! kalo dia sayang sama gw, dia nga akan ninggalin gw dengan begitu banyak beban, hidup dengan seorang ibu yang depresi akut dan seorang kakak perempuan yang nga jelas juntrungannya.
Aku mengeryitkan kening ketika melihat jasmine mulai mengeluarkan PDA phone dari tasnya lalu membuka menu message dan memperlihatkan sebuah pesan kepadaku. "Hanya kamu satu-satu nya harapan papa! nanti malam jam 8 di kintamani cafe. jangan telat.."aku membaca beberapa kalimat di akhir pesan itu dan ketika aku menoleh ke arah jasmine aku melihat matanya berkaca-kaca.
"jadi elo tetep mau di jodohin sama prio jes? laki-laki yang jelas-jelas PK (=penjahat kelamin) itu?" aku menatap lekat ke arah mata jasmine yang kulihat semakin berkabut. "Terpaksa le, demi mama.. papa akan kembali ke rumah dan hidup rukun dengan mama kalo aku menerima pinangan dari keluarga nya prio"
"aku kasihan lihat mama le, mama sangat menderita" pelan kudengar isak tangis keluar dari mulut jasmine.
"Tapi ini perkawinan jes, sesuatu yang diharapkan cuma terjadi seumur hidup. elo pertaruhkan hidup lo hanya karena ingin bokap lo balik ke rumah? trus gimana dengan kafka? pikirin lagi dech jes " sekali lagi aku meneguk iced cappucino ku yang kini terasa tidak begitu manis.
"Allea..elo nga pernah tahu gimana rasanya punya keluarga tapi elo nga bisa bercengkrama, berkumpul, atau bahkan yang lebih sederhana berfoto bersama ketika salah satu dari anggota keluarga ulangtahun atau merayakan hari-hari besar, elo nga pernah rasain gimana rasanya setiap malam mendengar seorang istri menangisi kepergian suaminya, elo nga pernah ngerasain rasanya sendiri" perlahan kupeluk jasmine yang mulai kehilangan kontrol diri.
jessy..jessy..jessy.. jasmine mirasti sahabat sekaligus teman sepermainan di masa kecil, jessy yang pintar ,ceria dan selalu tegar, jessy yang selalu melalangbuana dan selalu tidak lupa membawakan aku sovenier khas dan selalu mendongengi aku dengan cerita keindahan tempat yang baru di kunjunginya. jessy yang terbiasa tegar kali ini terlihat sangat rapuh.
Dari balik kaca ke arah parkiran kulihat willis keluar dari mobil nya dan bergegas masuk ke dalam "ryu cafe" awan hitam masih mengelanyut dan titik-titik air mulai jatuh membasahi bumi. aku menoleh ke arah jasmine, dia menyandarkan diri pada sofa terakota itu , sekali-kali dia menyeka matanya. rasanya aku tak kuasa untuk meninggalkan dia sendiri..
- to be continued -
1 comment:
cieh....
nulis crita fiksi nih dianya :D
ayo lanzuddd...
Post a Comment