Perang tarif seluler akhir-akhir ini terasa membingungkan dan cenderung menyesatkan. Bayangkan saja kalau sebelumnya para operator telepon yang berbasis cdma sudah gencar-gencaran dengan promonya yang membuat sebagian orang yang tadinya cukup puas menggunakan satu ponsel (gsm) tergiur dengan tarif super murah cdma dan akhirnya menambah koleksi ponselnya dengan ponsel cdma. Sekarang giliran para operator telepon yang berbasis gsm prabayar yang melancarkan promo gencar-gencaran. Sebagai contoh si kuning memajang tarif nol rupiah atau setara gratis, si merah menelurkan tarif yang harganya hanya setengah rupiah per detik nya dan si biru tak mau kalah mengeluarkan tarif Rp 600,- sepuasnya. Belum lagi 2nd produk dari si kuning (*3) si merah (*S) si biru (J*****) yang membidik pasar mid-low atau ABG yang lebih parah lagi jor-joran dengan bonus sms dan tarif sms yang super murah atau tarif telepon yang harganya 0,0000000000…1.
Belakangan ini saya sedikit gerah dengan iklan atau promosi yang dilakukan para operator ponsel baik pada media tivi,cetak atau radio. Saya merasa semakin lama iklan-iklan itu terasa menganggu. perang marketing yang terjadi serta trik promosi yang terasa saling menjatuhkan, tidak mendidik dan berlebihan menimbulkan keraguan dalam hati saya atau mungkin para pengguna telekomunikasi lain apakah tarif yang ditawarkan benar-benar murah atau ini sekedar akal-akalan dari para operator selular demi menarik minat para pengguna ponsel untuk menggunakan produk mereka karena setelah diperhatikan dan dikaji dengan seksama promo yang jadi “gimmick” tersebut tidak sama dengan rupiah yang kita keluarkan setelah kita kalkulasi lebih dalam.
Iklan seharusnya informatif, masyarakat tahu apa yang terkandung dalam iklan dan apakah produk itu sesuai dengan keinginan,meskipun pada kenyataan nya semua terlihat Indah dan mengguntungkan dalam iklan :D setidaknya bukan pembodohan masyarakat dengan embel-embel syarat dan ketentuan berlaku atau tanda *** yang kecil sekali tulisannya dan terletak di titik atau sudut yang sengaja di samarkan. sebagai konsumen memang seharusnya kita memang jeli dalam memandang iklan suatu produk tapi melihat semakin banyaknya iklan yang membingungkan atau bahkan menyesatkan masyarakat, apakah tidak ada tidak lanjut dari BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) atau YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) untuk membuat aturan-aturan khusus sehingga kandungan dalam iklan tersebut dapat ditangkap masyarakat secara jelas dan tentu saja dengan balutan yang elegan.
Dan sekali lagi perang tarif tidak hanya sekedar iklan di media masa dan saling menjatuhkan antar kompetitor tapi harus di imbangi dengan produk dan pelayanan yang baik karena yang terjadi belakangan ini hanya ramai perang tarif nya saja sedangkan sinyalnya memble jadi percuma saja tarif murah tapi sinyalnya payah, jaringan sibuk terus atau baru sebentar telpon mati :D
Diwaktu malam adalah jam-jam wajib dimana saya berkomunikasi secara intens, saya yang selama ini gampang menghabiskan pulsa, Belakangan ini saya dibuat kesal dengan jaringan operator yang biasa saya pakai. kebetulan saya pengguna pascabayar [m****x] dan prabayar berwarna kuning, hampir dua minggu ini saya merasa terkena imbas perang tarif yang tidak jelas juntrungan itu. kalau biasanya saya bisa menelpon berjam-jam tanpa terganggu dengan jaringan yang sibuk, belakangan ini jangankan menelpon berjam-jam baru berusaha menelpon saja sudah disambut dengan "network busy" dan ini terjadi ketika menjelang malam mulai jam 6 sore sampai dini hari [ apa semua orang berame-rame telpon di jam itukah? ] dan itu tidak hanya menyerang si kuning prabayar saya [yang jelas-jelas ikutan perang tarif ] tapi si M*****X pascabayar saya padahal jelas-jelas si M*****X ini tidak ikutan perang tarif. Apa mungkin karena satu provider ya? sama-sama I****** jadi memakai jaringan yang sama?
Lagi-lagi cdma hijau saya yang jadi pahlawan dalam menghadapi permasalahan sinyal buruk itu tapi bagaimana jika saya sedang ada di luar kota dan tidak ada sinyal untuk cdma hijau saya itu hikkkkssssss...
*gambar diambil tanpa izin dari sini
1 comment:
hehe..musti kawin dulu kali sama kambing biar puas!
Post a Comment