Saya ingat dua tahun lalu ketika seorang teman mengumumkan "berpacaran" dengan seorang perempuan yang mempunyai kecepatan berfikir yang tidak terlalu cepat a.k.a lemooottt, sontak beberapa orang teman meng-komplain pilihannya tersebut. tapi sang teman itu menangkis segala "serangan" kami dengan mwengatakan : perempuan cantik bisa di tolerir walau sedikit "lemoott" asal jangan perempuan jelek trus lemott aja.... "Perempuan cantik itu mempunyai hak penuh untuk mempunyai keterbatasan kemampuan berfikir" dan akhirnya dengan segala perjuangannya delapan bulan kemudian akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. saya sendiri yang banyak tahu tentang selera "perempuan" sang teman yang biasanya cenderung lebih suka dengan perempuan yang punya kemampuan berfikir yang matang dan mandiri hanya bisa tersenyum simpul, ckckckck.... ternyata benar cinta itu buta :D
Minggu Lalu ketika saya bertemu dengan dia di cilandak town square dia mengeluh, oppsss... mungkin juga nga ngeluh juga sih hanya sekedar curhat bahwa istrinya itu benar-benar tidak bisa diandalkan dalam mengurus kebutuhan rumah tangga. jangankan untuk mengurus kebutuhan rumah tangga, mengurus kebutuhan pribadi seperti ke salon atau ke mall saja mengandalkan kehadiran dan pertimbangan sang teman. sambil tersenyum masam sang teman berkata kalau dia sudah seperti asisten pribadi, sopir bahkan kacung bagi sang istri... sontak kami yang berkumpul saat itu tertawa terbahak-bahak memperhatikan ekspresi sang teman, bukannya kami tidak berempati dengan sang teman tapi kami membayangkan sosok teman itu yang dikantor begitu galak dan disegani anak buahnya tapi di hadapan istri dia berlaku seperti asisten pribadi yang kemana-mana membawakan belanjaan sang istri. bahkan dengan terang-terangan dia mengaku bahwa dia sekarang mulai illfill dengan kelakuan istinya [kacau....]. malah salah seorang teman yang hadir di situ berseloroh "Awas... ada uang abang disayang dan tak ada uang abang di tendang" jahatnya... tapi sang teman malah menimpali "kayaknya bini gue otaknya nga nyampe untuk berfikir untuk ninggalin gue dech, ada juga gw yang berfikir untuk meninggalkan dia" huhuhuhu jahatnya... sebagai sesama perempuan rasanya tak tega mendengar kelakar sang teman itu.
Kembali kepada ucapan sang teman yang mengatakan "Perempuan cantik itu mempunyai hak penuh untuk mempunyai keterbatasan kemampuan berfikir", sebagai perempuan saya kok kurang setuju ya... kesannya pernyataan itu merendahkan "nilai" seorang perempuan. menurut saya perempuan itu wajib menjadi cantik dan pintar, lalu bagaimana kalau secara fisik dari lahir dia tidak cantik? makna cantik itu relatif, kalau dia tidak cantik secara fisik atau lahiriah paling tidak dia harus cantik batinnya atau sekarang banyak orang menyebutnya inner beauty [kecantikan dari dalam]. dan saya yakin setiap perempuan mempunyai kecantikan dari dalam itu.
Jadi kalau saat ini saya bertanya lebih baik mana? idealnya pilih yang cantik dan pintar. tapi kalau pilihannya hanya dua, Cantik tapi Bodoh atau Jelek tapi Pintar? kamu pilih yang mana?
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
hikmah lain dibalik t.u.m.b.a.n.g- nya saya di akhir pekan ini, ternyata saya lebih produktif untuk menulis mungkin semacam detoks mengeluarkan "racun" yang bersemayan di otak :)

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
hikmah lain dibalik t.u.m.b.a.n.g- nya saya di akhir pekan ini, ternyata saya lebih produktif untuk menulis mungkin semacam detoks mengeluarkan "racun" yang bersemayan di otak :)

No comments:
Post a Comment