Friday, July 17, 2009

Jakarta kembali di cekam bom

Ketika memposting ini saya sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah, setelah hampir seharian tidak berkonsentrasi kerja karena menonton televisi untuk mengikuti perkembangan keadaan mega kuningan pasca terjadinya ledakan bom di hotel JW Marriott dan hotel Ritz-Carlton, tadi sore terpaksa saya "ngebut" kerjaan yang harus diselesaikan sebelum menikmati libur panjang selama 3 hari di akhir pekan ini. pulang dalam kelenggangan malam jalan Sudirman. Entah kenapa malam ini jalan Sudirman begitu sepi, apakah karena menjelang long weekend atau karena efek peristiwa pengeboman di Kuningan pagi tadi?

Bom... Bom... Bom...
Mungkin benda itu yang paling ditakuti oleh warga Jakarta saat ini, lebih menakutkan dibandingkan gerombolan kapak merah yang biasa beraksi di lampu merah yang terbilang sangat sadis dalam menjalankan aksinya, bom menjadi sesuatu yang menakutkan karena kita tidak pernah tahu kapan, dan dimana kita akan bertemu benda itu dan siapa yg membawanya. semenjak kejadian Bom Marriott pertama pada tahun 2003 sepertinya sudah menjadi suatu yang lazim ketika memasuki gedung-gedung entah gedung perkantoran, gedung pusat perbelanjaan atau gedung tempat hiburan warga Jakarta selalu dihadapkan dengan logam detektor atau alat pelacak bom. Ya... sesuatu yang terlihat berlebihan, bahkan salah seorang teman dari negara tetangga sempat menanyakan apakah aktifitas pemeriksaan bom itu benar-benar bermanfaat? dia merasa bingung melihat pemeriksaan bom ketika memasuki salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat. tapi seperti kata pepatah, manusia hanya bisa berusaha tapi Tuhanlah yang menentukan. menjadi suatu yang wajar juga jika pada akhirnya hotel JW Marriott yang terkenal ekstra ketat penjagaan keamanannya bisa kebobolan untuk yang kedua kali. Tentang penjagaan yang ekstra ketat itu mengingatkan saya ketika ada suatu acara di restoran Syailendra JW Marriott, seorang teman sempat berkelakar kepada saya bahwa para "teroris" tidak akan sanggup menembus lobby hotel lha wong penjagaannya seperti memasuki istana negara.

Sedikit mengelitik hati untuk memposting beberapa kata atau kalimat dalam blog ini untuk menyatakan keprihatinan dan rasa simpati yang mendalam kepada keluarga korban yang ditinggalkan. Semoga kejadian bom Marriott 2 ini tidak menjadi "trigger" kejadian lain di Tanah Air ini, siapapun pelaku dan ada atau tidaknya unsur politik yang berimbas dari pemilihan presiden minggu lalu, mudah-mudahan ini adalah aksi pengeboman yang terakhir kali di negeri ini.

kadang harapan sekedar harapan tapi alangkah lebih baik jika kita masih punya sedikit harapan untuk keamanan negeri ini :)

--
Sent from my mobile device

6 comments:

dhodie said...

Beberapa rekan blogger menggerakkan semua teman2nya di social network untuk mengganti avatar mereka dengan bendera kebangsaan kita, merah putih (sumbernya bisa dari mana saja). Untuk menunjukkan kepada pengebom itu bahwa We will not go down because of that bomb.

Terima kasih udah mampir :D

nuuii said...

@dhodie:
Aku udah Join IndonesiaUnite di twitter, thanks ya udah kunjungan balik. sukses untuk deBlogger :)

Anonymous said...

ah bom lagi... bom lagi...

beberapa orang, begitu bomnya mbledos, langsung panik mikirin MU jadi dateng apa nggak.

btw aku sudah bisa ngilangin signature loh kalo posting lewat HP ;) tapi signaturemu ini rasanya bisa kutiru....

nuuii said...

@ndutyke :

Beda isi kepala beda yang dipikirin kali ya tyk...

begitu ada bom meledak aku malah langsung mikir efek perekonomiannya. byk orang takut belanja ke mall, banyak mall atau bisnis retail bangkrut, banyak spg-ku yang kena PHK *dasar orang retail bgt ya* :))

Anonymous said...

Hmm..mudah-mudahan ga ada lagi bom yang mampir ke Indonesia.
Waktu kejadian sedang menuju kantor, dan sampai kantor jadinya malah mengamati berita di TV dan Internet.

nuuii said...

@tikapinkhana : amin... mudah-mudahan nga ada lagi yang judul-nya bom-boman ya tik, banyak orang nga bersalah yang jadi korbannya :(